Melati
Air, Si Eksotis Yang Rajin Berbunga Tanaman ini punya banyak kelebihan.
Selain rajin berbunga tak kenal musim, melati air (Echinodorus
palaefolius) juga punya bentuk daun yang eksotis, makin ke atas makin
melebar.
Tanaman ini punya banyak kelebihan. Selain rajin
berbunga tak kenal musim, melati air (Echinodorus palaefolius) juga
punya bentuk daun yang eksotis, makin ke atas makin melebar.
Ada 3
jenis melati air yang dikenal secara awam. Menurut Muslim dari Duta
Lotus Sawangan, Depok, ada yang biasa disebut dengan melati air nomor 1,
nomor 2 dan nomor 3. Masing-masing memiliki ciri berbeda.
Yang
paling laku adalah melati air nomor 3. Perbedaannya, melati air nomor 1
memiliki bentuk daun lebih tebal dan lebar seperti mangkuk, tanpa
gelombang di sekeliling daunnya. “Bunganya dobel, satu kuncup bisa
muncul beberapa bunga,” tambah Muslim.
Bentuk daun melati air
nomor 2 mirip dengan nomor 1. “Bedanya, sekeliling daunnya bergelombang.
Bunganya juga dobel,” lanjutnya. Sementara melati air nomor 3 daunnya
lebih kecil dengan corak kehitaman semacam tompel, dan batang lebih
panjang.
Tompel ini bukan penyakit atau kelainan pada tanaman,
melainkan ciri melati air nomor 3. Ada lagi melati air variegata dan
melati air daun merah. Daun dan batangnya berwarna merah, sementara
bunganya putih besar.
Ada beberapa gangguan yang sering mampir ke
melati air. Yang pertama adalah karat pada daun. Muncul bercak
kekuningan di daun akibat terkena air hujan, khususnya pada jenis melati
air nomor 1. Agar tak terkena penyakit karatan, hindari terkena air
hujan secara langsung.
“Bisa menggunakan atap tembus matahari,
misalnya fiber. Ini akan mencegah daun dari karat,” kata Muslim.
Penyakit lain adalah serangan kutu hitam dan belalang. Untuk
mengatasinya cukup menggunakan insektisida seperti Furadan atau Decis.
Gampang Stres
Bunga
melati air berwarna putih dan muncul sepanjang waktu. Bunga inilah yang
digunakan untuk perbanyakan. Setelah mekar dan keluar tunasnya,
kemudian keluar daun.
Nah, daun ini lalu dipotong dan ditancapkan
ke media tanam. “Satu pucuk bisa berisi 3 tunas. Bisa langsung ditanam
sekaligus, bisa pula dipecah satu-satu,” lanjut Muslim yang sudah
puluhan tahun membudidayakan tanaman air.
Yang harus diingat,
kadar stres melati air cukup tinggi. “Jadi, kalau mau memecah bunga,
sebaiknya hati-hati. Kalau dipecah, pasti stres, meskipun nggak sampai
mati. Paling daunnya hangus atau kering dan kita berharap ke daun baru
untuk keluar tunas baru.”
Daun yang stres ini sebaiknya
dipotong, sementara tunasnya langsung ditanam, tidak perlu
dipecah-pecah. “Ini supaya ketika satu rusak, daun lainnya masih bisa
berkembang dan bagus tampilannya.”
Tapi, jangan khawatir,
perawatan melati air relatif gampang, kok. Yang penting cukup air,
tidak kering kerontang. “Sebetulnya kondisi lembap pun sudah cukup.
Bahkan, dilempar pun bisa hidup, kok. Cuma, tergantung kebiasaan. Kalau
sudah terbiasa tergenang air, sebaiknya harus selalu tergenang,” imbuh
Muslim.
Begitu tumbuh akar, melati air akan mencari sendiri tanah
yang sesuai untuknya. Yang penting tanaman air bisa berdiri tegak,
setelah itu ia akan menyesuaikan sendiri.
Perawatan sehari-hari
yang lain adalah rajin-rajin mengecek apakah ada belalang atau kutu
hitam. Kutu hitam akan menyebabkan daun tak bisa membesar. Kutu hitam
juga cepat menular dan beranak.
Pas Di Mana SajaPenempatan
melati air di areal rumah relatif bisa di mana saja. Menurut Andie,
landscapper dari x-oticgarden Bandung, melati air bisa ditanam di mana
saja di seluruh bagian rumah. Bisa di halaman belakang, di samping,
atau di halaman depan rumah.
“Yang penting mendapat cahaya
cukup, karena bunga bisa layu kalau kurang cahaya. Tapi jangan terlalu
teduh atau terlalu panas, karena tanaman bisa kerdil,” katanya.
Soal
wadah atau pot, kata Andie, bentuknya kembali ke konsep keseluruhan
rumah. “Kalau konsep rumahnya tropis, bisa pilih bentuk pot natural,
kalau minimalis pilih bentuk geometris. Sementara untuk material bisa
memilih gerabah atau batu alam.”
Tak Boleh Sembarang BongkarBanyak
juga yang mengeluhkan tanaman air cepat rusak. “Sebetulnya itu
tergantung perawatannya. Kuncinya hanya dua, yaitu cukup air dan
pemberian pupuk NPK. Pada saat daun mulai mengecil atau menguning,
saatnya memberi beri NPK. Biasanya daun akan normal kembali,” kata
Muslim.
Setelah tanaman cukup besar, sebaiknya dipindah ke wadah
yang lebih besar. Bisa ke bak atau pot. “Melati air sangat bagus tumbuh
di media yang lebar. Makin lebar dan besar wadah, makin bagus
tampilannya. Bisa menggunakan pot tanah, sementara media tanamnya
lumpur, pupuk kandang, ditambah pupuk NPK.”
Yang harus
diperhatikan, sebaiknya berhati-hati ketika memindahkan melati air dari
ember ke wadah yang lebih besar, pot misalnya. Tak boleh sembarang
bongkar agar akar tanaman tidak putus.
Cara yang tepat, dengan
menuangkan melati air beserta media tanamnya dari wadah asal dan biarkan
ia keluar dengan sendirinya. Setelah keluar, baru diangkat dan dipindah
ke pot.